7 Cara Budidaya Tanaman Terong Untuk Pemula
Cara Budidaya Tanaman Terong Untuk Pemula. Tanaman terong menjadi salah satu tanaman yang paling sering dibudidayakan oleh masyarakat terutama di Indonesia.
Bahkan tanaman ini telah menjadi salah satu sayuran yang seringkali disajikan dalam menu makanan di Indonesia. Ada pula yang menganggap terong sebagai lalapan yang tidak boleh ketinggalan untuk disantap. Kelezatan dan tingkat gizi dari terong bisa jadi menjadi daya tarik masyarakat dalam mengonsumsi terong.
Jenis dari tanaman terong pun cukup beragam dan tidak hanya terbatas dalam satu jenis. Jenis-jenis tersebut diantaranya terong bogor, terong gelatik, terong medan, serta terong jepang.
Disamping jenisnya yang beragam, warna dari terong juga banyak macamnya. Misalnya, terong ungu, terong hijau, dan terong putih. Namun, jenis terong yang lebih banyak dijumpai umumnya adalah terong dengan warna ungu.
Meskipun jenis dan warnanya memang beragam, tetapi tanaman ini memiliki nama latin yang sama yaitu Solanum melongena. Konon, terong pertama kali ditemukan di India, hanya saja ada beberapa sumber juga yang menyebut Indonesia sebagai daerah asal terong. Dilihat dari penemuannya, tanaman ini sebenarnya mudah sekali tumbuh bahkan di daerah perhutanan.
Saat ini, budidaya tanaman terong juga bisa dilakukan oleh semua orang yang berkeinginan untuk membudidayakannya.
Terdapat beberapa cara yang bisa diaplikasikan oleh pembudidaya. Selain itu, beberapa hal juga harus diperhatikan demi tumbuhnya tanaman terong yang sehat dan menghasilkan panen yang melimpah.
Syarat Tumbuh Tanaman Terong
Iklim, media tanah, juga tingkat ketinggian dari suatu tempat yang akan dijadikan lahan budidaya, tidak boleh luput dari perhatian saat akan melakukan budidaya suatu tanaman.
Ketiga hal tersebut merupakan kriteria yang harus dipenuhi oleh para pembudidaya terong supaya terong yang mereka tanam bisa berbuah dengan sehat.
Jika ketiga kriteria itu tidak sesuai dengan syarat tumbuh dari terong, maka biasanya terong akan tumbuh tidak sehat atau bahkan gagal tumbuh.
Iklim
Tanaman terong yang dapat hidup di berbagai lingkungan, ternyata juga memiliki syarat khusus dalam hal iklim. Iklim yang paling cocok untuk tanaman ini adalah tropis dengan suhu antara 25-30 °C.
Untuk curah hujannya, terong akan tumbuh dengan baik pada daerah bercurah hujan 85-200 mm/bulannya, dan setidaknya harus mendapat sinar matahari yang cukup, tidak berlebihan dan tidak terlalu kurang pula.
Media Tanah
Media tanah ini menjadi salah satu komponen penting yang tidak lepas dari budidaya tanaman apapun. Pada tanaman terong, jenis tanah yang bagus untuk budidaya adalah tanah andosol, latosol, dan regosol.
Jenis tanah ini tergolong tanah lempung yang mampu mengikat air dengan baik, namun tidak pada tanah yang digenangi air.
Selain itu, media tanahnya juga harus menggunakan tanah yang gembur. Untuk pH dari tanah yang sesuai adalah 6,5-7, sedangkan tanah yang memiliki pH di bawah itu harus ditaburi kapur pertanian atau yang sering disebut dengan dolomit. Satu hal yang juga tak boleh dilupakan dalam memilih media tanah adalah kandungan unsur hara yang cukup.
Tingkat Ketinggian
Ada beberapa tanaman yang dalam pertumbuhannya lebih cocok pada daerah dengan dataran tinggi atau malah pada daerah dataran rendah.
Jika tanaman hanya mampu tumbuh pada tingkat ketiggian tertentu, tentu saja akan menyulitkan. Apalagi jika seseorang ingin membudidayakan suatu tanaman, sedangkan lokasi tempat budidaya tidak memenhui kriteria.
Untungnya, budidaya dengan tanaman terong bisa dilakukan pada dataran rendah maupun dataran tinggi. Tingkat ketinggian dari dataran tersebut biasanya mencapai 1000 mdpl.
Mengingat tanaman ini bisa ditanam di dataran rendah atau tinggi, maka ini akan memudahkan para pembudidaya dalam melakukan budidaya terong.
Cara Budidaya Tanaman Terong
Sebelum memulai untuk membudidayakan terong, ada beberapa cara budidaya tanaman terong yang perlu diketahui. Cara-cara tersebut meliputi pemilihan benih, penyemaian, pengolahan tanah, penanaman tanaman, pemeliharaan, hingga panen.
1. Pemilihan Benih
Cara ini merupakan cara yang paling awal yang harus dilakukan oleh pembudidaya terong. Benih terong tidak boleh dipilih secara sembarangan.
Umumnya, benih yang tinggi kualitasnya adalah benih terong hibrida. Kemudian, sebelum melakukan penyemaian benih, para pembudidaya harus merendam benih kurang lebih dalam 2 jam.
Perendaman benih ini bisa dilakukan dengan pupuk organik cair GDM. Jumlah takaran pupuknya sekitar 100 ml yang dilarutkan dalam 1 liter air.
Tujuan perendaman benih dilakukan supaya memecah masa tidur benih atau dormansi, dengan begitu akan membuat benih lebih mudah dan cepat tumbuhnya.
2. Penyemaian Benih
Selepas melakukan pemilihan dan perendaman pada benih terong, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penyemaian.
Penyemaian benih terong bisa di lakukan pada pot yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan takaran perbandingan satu banding satu.
Benih tersebut umumnya bisa tumbuh pada kurun waktu 10 hari dimulai dari proses penyemaian. Bila benih sudah tumbuh, maka jangan lupa untuk rutin melakukan penyemprotan menggunakan pupuk organik GDM sekali dalam seminggu sebanyak 2 gelas air mineral per tangki ukuran 15-20 liter.
Jika ingin memindahkan tanaman terong ke media tanah yang lebih luas, maka harus menunggu hingga tanaman memiliki 5 daun atau sekitar 5 minggu dari tumbuhnya benih.
3. Pengolahan Tanah
Tanah sebagai media tanam tanaman terong juga harus diolah terlebih dahulu supaya tanah siap ditanam. Dalam mengelola tanah untuk tanaman terong, tanah sebaiknya dibajak dengan kedalaman hingga 30 cm. Jika ingin dicangkul pun juga bisa dan sebaiknya dilakukan sebanyak 3 kali.
Selanjutnya, buat bedengan dan parit dengan masing-masing kriteria lebar sebesar 120-140 cm pada bedengan dan lebar parit sebesar 30-50 cm serta kedalamannya hingga 30 cm.
Kapur pertanian juga harus ditaburkan pada tanah sesuai dengan pH tanah. Kemudian, taburkan pupuk kandang dengan kisaran ukuran hingga 1 kg per lubangnya.
Semprotkan Black BOS atau Bio Organic Stimulant pada bedengan untuk membuka pori-pori tanah dan menghindari terjadinya penyakit pada tanaman.
4. Penanaman Tanaman Terong
Dalam proses penanaman tanaman terong, pembudidaya harus memperhatikan dahulu mengenai jarak penanaman. Umumnya, dalam satu bedengan ada 2 baris tanaman terong.
Setiap baris ini akan diberikan jarak yang dibedakan menjadi dua macam yaitu jarak dalam barisan serta jarak antar barisan. Untuk jarak dalam barisan biasanya dibuat sekitar 70 cm, sedangkan jarak antar barisan sekitar 90 cm.
Jangan lupa, untuk pemindahan benih terong hanya bisa dilakukan apabila tanaman terong telah tumbuh dengan lima helai daun atau sekitar 5 minggu.
Jika pemindahan telah dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pemeliharaan pada tanaman terong.
5. Pemeliharaan Tanaman Terong
Pemeliharaan tanaman terong digunakan untuk menghindari terjadinya penyakit atau serangan hama pada terong itu sendiri.
Dalam langkah pemeliharaan tanaman terong, pemupukan adalah salah satu cara yang dianggap ampuh dan harus dilakukan berkala bukan hanya pada satu waktu.
Pemberian pupuk ini bisa diberikan oleh pembudidaya jika usia tanaman telah mencapai 2 minggu setelah proses penanaman. Pupuk yang dipilih dianjurkan memiliki kandungan nitrogen.
Namun, jika ingin menggunakan pupuk campuran, seperti pupuk nitrogen dan kalium, maka takaran yang harus digunakan adalah satu banding satu. Jumlah pupuk yang diberikan sekitar 10 g per tanaman dan jaraknya sekitar 5 cm dari bagian pangkal batang.
Jika pemupukan tadi dilakukan saat tanaman berusia 2 minggu, pemupukan selanjutnya harus dilakukan saat tanaman terong sudah mencapai usia 3 bulan.
Pupuk yang bisa digunakan adalah pupuk campuran nitrogen dan kalium. Selain itu, ada pempukan lainnya yang bisa diaplikasikan untuk mempercepat tumbuhnya buah dari tanaman menggunakan pupuk organic cair GDM.
Pemupukan tersebut dilakukan sekali dalam satu minggu di bagian daun (atas dan bawah) sebesar 2 gelas air per tangki dengan ukuran 15-20 liter.
Tanaman yang terlihat tidak tumbuh sehat, mengering, ataupun layu sebaiknya segera dicabut dan digantikan dengan benih baru.
Semak belukar yang tumbuh disekitar tanaman juga harus disingkirkan atau dibersihkan. Menyiangi gulma juga tidak boleh dilupakan dalam hal perawatan tanaman terong.
Kemudian, lakukan penyiraman pada tanaman secara rutin sekali dalam tiga hari agar bunga tanaman cepat tumbuh. Jika bunga sudah tumbuh pun tingkat penyiraman harus ditingkatkan sampai sekali dalam dua hari.
Untuk menopang tumbunya tanaman, pemasangan ajir bisa dilakukan jika tanaman sudah berusia tiga minggu.
Pemasangan ajir ini juga tidak diperbolehkan sampai melukai akar karena akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Usahakan untuk menggunakan jarak aman 7 cm dalam penancapan ajir dari pangkal batang.
6. Jenis Hama dalam Tanaman Terong
Tak jarang, setiap tanaman pastinya mengalami masalah berupa serangan hama atau penyakit tertentu. Pada tanaman terong, hama yang seringkali menyerang meliputi kutu kebul (Bemisia tabacil), kutu daun (Myzus persicae), oteng-oteng (Epitachna sp.), serta pengorok daun (Liriomyza sp.).
Dalam menanggulangi adanya hama ini, pembudidaya terong bisa melakukannya dengan insektisida nabati, piretroid sintetik, dan biologi.
Bisa juga dilakukan dengan menggunakan perangkap kuning dengan jumlah yang disesuaikan dengan besarnya lahan tanaman. Sementara itu, jika ingin menanggulangi adanya penyakit adalah dengan pupuk organik cair GDM serta Black BOS.
7. Panen
Waktu panen bisa dikatakan waktu yang paling ditunggu-tunggu karena akan menentukan keberhasilan suatu budidaya tanaman.
Pada budidaya tanaman terong, waktu untuk panen dilakukan saat usia tanaman sudah mencapai 3,5 bulan atau sekitar 70-80 hari. Panen bisa dilakukan sekali atau dua kali dalam satu minggu saat pagi dan sore hari.
Saat memanen, proses pemetikan dilakukan dengan tangkainya. Pengelompokan hasil panen harus disesuaikan dengan warna buah dan ukurannya.
Perlu diketahui jika buah terong ini merupakan buah yang tidak memiliki ketahanan lama, sehingga harus segera dipasarkan. Dalam mengemas buah juga harus berhati-hati untuk menghindari terjadinya kecacatan pada kulit buah.
Jika suatu budidaya berhasil biasanya hasil panen bisa mencapai hingga ton-tonan terong sesuai dengan besarnya lahan.
Itulah sekilas cara budidaya tanaman terong yang bisa dicoba bagi para petani maupun orang-orang yang ingin belajar membudidayakan terong.
Semua langkah dimulai dari pemilihan benih hingga pemeliharaan tanaman merupakan langkah penting dan tidak boleh dilakukan dengan sembarangan.
Hal ini tentu saja dimaksudkan untuk mendapatkan hasil panen yang berkualitas. Kemudian, mengingat tingkat konsumsi terong di Indonesia masih cukup tinggi, maka membudidayakan terong juga bisa menjadi salah satu alternatif untuk mendapatkan penghasilan lebih.
Semoga dengan membaca 7 Cara Budidaya Tanaman Terong Untuk Pemula anda dapat lebih paham mengenai budidaya dari terong ungu. Sekian dari artikel kali ini dan jangan lupa untuk baca artikel terkait lainnya seperti
Bahkan tanaman ini telah menjadi salah satu sayuran yang seringkali disajikan dalam menu makanan di Indonesia. Ada pula yang menganggap terong sebagai lalapan yang tidak boleh ketinggalan untuk disantap. Kelezatan dan tingkat gizi dari terong bisa jadi menjadi daya tarik masyarakat dalam mengonsumsi terong.
Jenis dari tanaman terong pun cukup beragam dan tidak hanya terbatas dalam satu jenis. Jenis-jenis tersebut diantaranya terong bogor, terong gelatik, terong medan, serta terong jepang.
Disamping jenisnya yang beragam, warna dari terong juga banyak macamnya. Misalnya, terong ungu, terong hijau, dan terong putih. Namun, jenis terong yang lebih banyak dijumpai umumnya adalah terong dengan warna ungu.
Meskipun jenis dan warnanya memang beragam, tetapi tanaman ini memiliki nama latin yang sama yaitu Solanum melongena. Konon, terong pertama kali ditemukan di India, hanya saja ada beberapa sumber juga yang menyebut Indonesia sebagai daerah asal terong. Dilihat dari penemuannya, tanaman ini sebenarnya mudah sekali tumbuh bahkan di daerah perhutanan.
Saat ini, budidaya tanaman terong juga bisa dilakukan oleh semua orang yang berkeinginan untuk membudidayakannya.
Terdapat beberapa cara yang bisa diaplikasikan oleh pembudidaya. Selain itu, beberapa hal juga harus diperhatikan demi tumbuhnya tanaman terong yang sehat dan menghasilkan panen yang melimpah.
Syarat Tumbuh Tanaman Terong
Iklim, media tanah, juga tingkat ketinggian dari suatu tempat yang akan dijadikan lahan budidaya, tidak boleh luput dari perhatian saat akan melakukan budidaya suatu tanaman.
Ketiga hal tersebut merupakan kriteria yang harus dipenuhi oleh para pembudidaya terong supaya terong yang mereka tanam bisa berbuah dengan sehat.
Jika ketiga kriteria itu tidak sesuai dengan syarat tumbuh dari terong, maka biasanya terong akan tumbuh tidak sehat atau bahkan gagal tumbuh.
Iklim
Tanaman terong yang dapat hidup di berbagai lingkungan, ternyata juga memiliki syarat khusus dalam hal iklim. Iklim yang paling cocok untuk tanaman ini adalah tropis dengan suhu antara 25-30 °C.
Untuk curah hujannya, terong akan tumbuh dengan baik pada daerah bercurah hujan 85-200 mm/bulannya, dan setidaknya harus mendapat sinar matahari yang cukup, tidak berlebihan dan tidak terlalu kurang pula.
Media Tanah
Media tanah ini menjadi salah satu komponen penting yang tidak lepas dari budidaya tanaman apapun. Pada tanaman terong, jenis tanah yang bagus untuk budidaya adalah tanah andosol, latosol, dan regosol.
Jenis tanah ini tergolong tanah lempung yang mampu mengikat air dengan baik, namun tidak pada tanah yang digenangi air.
Selain itu, media tanahnya juga harus menggunakan tanah yang gembur. Untuk pH dari tanah yang sesuai adalah 6,5-7, sedangkan tanah yang memiliki pH di bawah itu harus ditaburi kapur pertanian atau yang sering disebut dengan dolomit. Satu hal yang juga tak boleh dilupakan dalam memilih media tanah adalah kandungan unsur hara yang cukup.
Tingkat Ketinggian
Ada beberapa tanaman yang dalam pertumbuhannya lebih cocok pada daerah dengan dataran tinggi atau malah pada daerah dataran rendah.
Jika tanaman hanya mampu tumbuh pada tingkat ketiggian tertentu, tentu saja akan menyulitkan. Apalagi jika seseorang ingin membudidayakan suatu tanaman, sedangkan lokasi tempat budidaya tidak memenhui kriteria.
Untungnya, budidaya dengan tanaman terong bisa dilakukan pada dataran rendah maupun dataran tinggi. Tingkat ketinggian dari dataran tersebut biasanya mencapai 1000 mdpl.
Mengingat tanaman ini bisa ditanam di dataran rendah atau tinggi, maka ini akan memudahkan para pembudidaya dalam melakukan budidaya terong.
Cara Budidaya Tanaman Terong
Sebelum memulai untuk membudidayakan terong, ada beberapa cara budidaya tanaman terong yang perlu diketahui. Cara-cara tersebut meliputi pemilihan benih, penyemaian, pengolahan tanah, penanaman tanaman, pemeliharaan, hingga panen.
1. Pemilihan Benih
Cara ini merupakan cara yang paling awal yang harus dilakukan oleh pembudidaya terong. Benih terong tidak boleh dipilih secara sembarangan.
Umumnya, benih yang tinggi kualitasnya adalah benih terong hibrida. Kemudian, sebelum melakukan penyemaian benih, para pembudidaya harus merendam benih kurang lebih dalam 2 jam.
Perendaman benih ini bisa dilakukan dengan pupuk organik cair GDM. Jumlah takaran pupuknya sekitar 100 ml yang dilarutkan dalam 1 liter air.
Tujuan perendaman benih dilakukan supaya memecah masa tidur benih atau dormansi, dengan begitu akan membuat benih lebih mudah dan cepat tumbuhnya.
2. Penyemaian Benih
Selepas melakukan pemilihan dan perendaman pada benih terong, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penyemaian.
Penyemaian benih terong bisa di lakukan pada pot yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan takaran perbandingan satu banding satu.
Benih tersebut umumnya bisa tumbuh pada kurun waktu 10 hari dimulai dari proses penyemaian. Bila benih sudah tumbuh, maka jangan lupa untuk rutin melakukan penyemprotan menggunakan pupuk organik GDM sekali dalam seminggu sebanyak 2 gelas air mineral per tangki ukuran 15-20 liter.
Jika ingin memindahkan tanaman terong ke media tanah yang lebih luas, maka harus menunggu hingga tanaman memiliki 5 daun atau sekitar 5 minggu dari tumbuhnya benih.
3. Pengolahan Tanah
Tanah sebagai media tanam tanaman terong juga harus diolah terlebih dahulu supaya tanah siap ditanam. Dalam mengelola tanah untuk tanaman terong, tanah sebaiknya dibajak dengan kedalaman hingga 30 cm. Jika ingin dicangkul pun juga bisa dan sebaiknya dilakukan sebanyak 3 kali.
Selanjutnya, buat bedengan dan parit dengan masing-masing kriteria lebar sebesar 120-140 cm pada bedengan dan lebar parit sebesar 30-50 cm serta kedalamannya hingga 30 cm.
Kapur pertanian juga harus ditaburkan pada tanah sesuai dengan pH tanah. Kemudian, taburkan pupuk kandang dengan kisaran ukuran hingga 1 kg per lubangnya.
Semprotkan Black BOS atau Bio Organic Stimulant pada bedengan untuk membuka pori-pori tanah dan menghindari terjadinya penyakit pada tanaman.
4. Penanaman Tanaman Terong
Dalam proses penanaman tanaman terong, pembudidaya harus memperhatikan dahulu mengenai jarak penanaman. Umumnya, dalam satu bedengan ada 2 baris tanaman terong.
Setiap baris ini akan diberikan jarak yang dibedakan menjadi dua macam yaitu jarak dalam barisan serta jarak antar barisan. Untuk jarak dalam barisan biasanya dibuat sekitar 70 cm, sedangkan jarak antar barisan sekitar 90 cm.
Jangan lupa, untuk pemindahan benih terong hanya bisa dilakukan apabila tanaman terong telah tumbuh dengan lima helai daun atau sekitar 5 minggu.
Jika pemindahan telah dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pemeliharaan pada tanaman terong.
5. Pemeliharaan Tanaman Terong
Pemeliharaan tanaman terong digunakan untuk menghindari terjadinya penyakit atau serangan hama pada terong itu sendiri.
Dalam langkah pemeliharaan tanaman terong, pemupukan adalah salah satu cara yang dianggap ampuh dan harus dilakukan berkala bukan hanya pada satu waktu.
Pemberian pupuk ini bisa diberikan oleh pembudidaya jika usia tanaman telah mencapai 2 minggu setelah proses penanaman. Pupuk yang dipilih dianjurkan memiliki kandungan nitrogen.
Namun, jika ingin menggunakan pupuk campuran, seperti pupuk nitrogen dan kalium, maka takaran yang harus digunakan adalah satu banding satu. Jumlah pupuk yang diberikan sekitar 10 g per tanaman dan jaraknya sekitar 5 cm dari bagian pangkal batang.
Jika pemupukan tadi dilakukan saat tanaman berusia 2 minggu, pemupukan selanjutnya harus dilakukan saat tanaman terong sudah mencapai usia 3 bulan.
Pupuk yang bisa digunakan adalah pupuk campuran nitrogen dan kalium. Selain itu, ada pempukan lainnya yang bisa diaplikasikan untuk mempercepat tumbuhnya buah dari tanaman menggunakan pupuk organic cair GDM.
Pemupukan tersebut dilakukan sekali dalam satu minggu di bagian daun (atas dan bawah) sebesar 2 gelas air per tangki dengan ukuran 15-20 liter.
Tanaman yang terlihat tidak tumbuh sehat, mengering, ataupun layu sebaiknya segera dicabut dan digantikan dengan benih baru.
Semak belukar yang tumbuh disekitar tanaman juga harus disingkirkan atau dibersihkan. Menyiangi gulma juga tidak boleh dilupakan dalam hal perawatan tanaman terong.
Kemudian, lakukan penyiraman pada tanaman secara rutin sekali dalam tiga hari agar bunga tanaman cepat tumbuh. Jika bunga sudah tumbuh pun tingkat penyiraman harus ditingkatkan sampai sekali dalam dua hari.
Untuk menopang tumbunya tanaman, pemasangan ajir bisa dilakukan jika tanaman sudah berusia tiga minggu.
Pemasangan ajir ini juga tidak diperbolehkan sampai melukai akar karena akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Usahakan untuk menggunakan jarak aman 7 cm dalam penancapan ajir dari pangkal batang.
6. Jenis Hama dalam Tanaman Terong
Tak jarang, setiap tanaman pastinya mengalami masalah berupa serangan hama atau penyakit tertentu. Pada tanaman terong, hama yang seringkali menyerang meliputi kutu kebul (Bemisia tabacil), kutu daun (Myzus persicae), oteng-oteng (Epitachna sp.), serta pengorok daun (Liriomyza sp.).
Dalam menanggulangi adanya hama ini, pembudidaya terong bisa melakukannya dengan insektisida nabati, piretroid sintetik, dan biologi.
Bisa juga dilakukan dengan menggunakan perangkap kuning dengan jumlah yang disesuaikan dengan besarnya lahan tanaman. Sementara itu, jika ingin menanggulangi adanya penyakit adalah dengan pupuk organik cair GDM serta Black BOS.
7. Panen
Waktu panen bisa dikatakan waktu yang paling ditunggu-tunggu karena akan menentukan keberhasilan suatu budidaya tanaman.
Pada budidaya tanaman terong, waktu untuk panen dilakukan saat usia tanaman sudah mencapai 3,5 bulan atau sekitar 70-80 hari. Panen bisa dilakukan sekali atau dua kali dalam satu minggu saat pagi dan sore hari.
Saat memanen, proses pemetikan dilakukan dengan tangkainya. Pengelompokan hasil panen harus disesuaikan dengan warna buah dan ukurannya.
Perlu diketahui jika buah terong ini merupakan buah yang tidak memiliki ketahanan lama, sehingga harus segera dipasarkan. Dalam mengemas buah juga harus berhati-hati untuk menghindari terjadinya kecacatan pada kulit buah.
Jika suatu budidaya berhasil biasanya hasil panen bisa mencapai hingga ton-tonan terong sesuai dengan besarnya lahan.
Itulah sekilas cara budidaya tanaman terong yang bisa dicoba bagi para petani maupun orang-orang yang ingin belajar membudidayakan terong.
Semua langkah dimulai dari pemilihan benih hingga pemeliharaan tanaman merupakan langkah penting dan tidak boleh dilakukan dengan sembarangan.
Hal ini tentu saja dimaksudkan untuk mendapatkan hasil panen yang berkualitas. Kemudian, mengingat tingkat konsumsi terong di Indonesia masih cukup tinggi, maka membudidayakan terong juga bisa menjadi salah satu alternatif untuk mendapatkan penghasilan lebih.
Semoga dengan membaca 7 Cara Budidaya Tanaman Terong Untuk Pemula anda dapat lebih paham mengenai budidaya dari terong ungu. Sekian dari artikel kali ini dan jangan lupa untuk baca artikel terkait lainnya seperti
0 Response to "7 Cara Budidaya Tanaman Terong Untuk Pemula"
Post a Comment